Penyakit
cacingan jangan dianggap remeh, kebanyakan cacing yang masuk ke tubuh
rata-rata bersarang di saluran pencernaan dan memakan nutrisi yang
harusnya diserap tubuh. Namun pada kasus tertentu, cacing-cacing juga
bisa menyerang organ vital seperti otak dan bola mata, bahkan hingga
mengancam nyawa.
Berikut beberapa kasus cacing di tubuh manusia yang bisa bikin bulu kuduk merinding, seperti dirangkum detikHealth.
1. Loa Loa, Cacing Mata Afrika
Berikut beberapa kasus cacing di tubuh manusia yang bisa bikin bulu kuduk merinding, seperti dirangkum detikHealth.
1. Loa Loa, Cacing Mata Afrika
Loa
Loa biasanya disebut juga sebagai cacing mata. Parasit ini memasuki
tubuh manusia melalui gigitan lalat rusa dan mengeksplorasi tubuh
inangnya, tersembunyi di balik kulit bertahun-tahun sampai suatu saat
orang yang dihinggapi merasakan sesuatu yang aneh pada matanya.
Cacing
ini akan muncul di permukaan bawah bola mata. Kebanyakan cacing ini
dapat ditemui di daerah Afrika dan India. Gejalanya sendiri dapat berupa
gatal-gatal, nyeri sendi, bahkan kematian.
2. Cacing Pita Sepanjang 8 Meter
"Saya
pernah beberapa tahun yang lalu ada pasien ke laboratorium sini datang
bawa tes tinja dan bilang kalau di tinjanya itu ada sesuatu putih-putih
kayak pita gitu. Setelah dilihat ternyata itu cacing pita, panjangnya
sampai delapan meter, coba bayangkan kalau dibanding tinggi badannya dia
kan," jelas Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., SU., Sp.Par(K), Kepala
Bagian Parasitologi FK UGM, saat berbincang dengan detikHealth.
Menurut
Prof Supargiyono, kebetulan pasien tersebut adalah orang Bali, sehingga
terkena larva cacing larva sangat memungkinkan karena di sana terkadang
suka makan daging mentah. "Cara mengatasinya ya dikasih obat cacing,
satu kali, terus seminggu kemudian dikasih satu lagi, sudah bisa sembuh
itu dengan dosis dua kali," tuturnya.
3. Otak Dipenuhi Larva Cacing Pita
Suki-Jane
Taylor (43 tahun) divonis menderita kondisi langka yang disebut
neurosysticerosis pada tahun 2009, yaitu penyakit parasit pada sistem
saraf, setelah ia terinfeksi telur cacing pita yang biasa ada di tubuh
babi.
Telur
cacing tersebut menyebar melalui makanan, air dan permukaan benda yang
telah terkontaminasi dengan kotoran. Larva cacing pita tersebut kemudian
melakukan perjalanan ke otak dan membentuk kista. Ketika mulai mati,
larva menyebabkan aneurisma (kelainan pembuluh darah) sebesar ukuran
jeruk tangerine di dalam otak Taylor.
Ibu
empat anak ini harus dilarikan ke St George's Hospital, London, dan
pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa pembuluh darah di otaknya telah
membengkak. Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter bedah langsung
melakukan operasi darurat dengan memasukkan shunt ke tengkoraknya untuk
mengeringkan cairan di otaknya.
Taylor
harus kehilangan kemampuan indera perasa dan penciuman karena kondisi
tersebut. Pasca operasi, kini ia pun menderita epilepsi dan depresi.
4. Cacing Guinea, Bikin Kaki Melepuh
Dikenal
sebagai cacing Guinea, parasit yang satu ini adalah salah satu yang
tertua sebagai parasit manusia yang telah didokumentasikan. Dokumentasi
tulisannya dapat kita temukan hingga sejauh abad 2 SM yang ditulis oleh
penulis sejarah Yunani. Parasit ini sendiri banyak mempengaruhi manusia,
anjing, kucing, kuda, sapi, dan hewan lainnya, terutama di Afrika dan
Asia.
Cacing
ini masuk ke dalam tubuh melalui air yang diminum yang terkontaminasi
dengan copepoda (kutu air) penuh dengan larva cacing guinea. Sekitar
setahun kemudian, cacing ini menciptakan efek melepuh di kulit biasanya
di kaki. Luka melepuh ini menyebabkan sensasi terbakar yang sangat
menyakitkan.
5. Filarial Worms, Penyebab Kaki Gajah dan Kebutaan
Cacing
Filarial dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui arthropoda
pemakan darah (terutama lalat hitam dan nyamuk). Cacing ini berbentuk
bulat, dan parasit ini lebih dikenal sebagai penyebab kaki gajah, yaitu
sebuah edema penebalan kulit dan jaringan di bawahnya. Tetapi cacing ini
juga dapat masuk ke mata dan menyebabkan penyakit yang disebut river
blindness atau onchocerciasis.
Cacing
ini banyak berdampak pada manusia, sapi, domba, anjing. Sebuah kampanye
untuk menghilangkannya tahun 2020 telah mencegah lebih dari 6,6 juta
kasus filariasis baru dan menghentikan perkembangan penyakit di lain 9,5
juta orang.
No comments:
Post a Comment