Sembelit atau konstipasi pasti
pernah dialami oleh setiap orang. Sembelit tidak hanya terjadi pada
orang yang buang air besar (BAB) tidak teratur alias tidak setiap hari.
Karena, sebenarnya tidak ada aturan pasti berapa kali orang harus BAB
dalam setiap minggu atau setiap hari.
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan sembelit. Diet makanan yang kurang serat,
minum, olahraga, serta ketergantungan pada obat pencahar, stroke, dan
masalah pada usus besar, semua bisa jadi sebab.
Beberapa
jenis obat-obatan juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya sembelit.
Termasuk obat golongan narkotika, antasid yang mengandung aluminium dan
kalsium, obat hipertensi, antidepresan, suplemen zat besi,
antiparkinson, dan antisesak.
Penggunaan
obat pencahar secara terus menerus untuk mengatasi sembelit sangat
tidak dianjurkan. Selain membuat Anda menjadi tergantung dengan obat
tersebut, efek yang terjadi dalam tubuh juga tidak baik. Sebab, usus
tidak dirangsang untuk bekerja sendiri.
Nah, bila
Anda mengalami sembelit, cara-caranya untuk atasi sembelit cobalah untuk
minum air putih dalam jumlah banyak, 2-4 gelas. Anda juga bisa
mengonsumsi pepaya. Sebab, pepaya mengandung papain yang dapat
melunakkan feses. Kalau cara tersebut tidak berhasil, Anda juga masih
bisa mencoba beberapa ramuan yang ditemukan ahli tanaman obat di bawah
ini :
1. Daun wungu
Daun wungu
(atau pada beberapa literatur disebut dengan daun ungu) mengandung
alkaloid non toksik, glikosod, steroid, saponin, tanin dan lendir.
Saponin inilah yang mempunyai efek sebagai pencahar ringan (mild
laxative).
Cara memanfaatkannya : Daun wungu segar tujuh lembar, rebus dengan dua gelas air hingga jadi satu gelas. Saring kemudian minum.
2. Kejibeling
Kejibeling
mengandung berbagai bahan kimia seperti kalium, asam silikat, natrium,
kalsium, serta beberapa senyawa lain. Di samping itu, kejibeling
mempunyai efek pencahar dan diuretik, sehingga baik untuk penderita
sembelit.
Cara memanfaatkannya
: Setengah genggam daun keji beling segar dicuci hingga bersih.
Kemudian rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Saring
dan minum.
3. Ketepeng Cina
Daun
ketepeng cina mengandung zat samak serta bersifat sebagai laksatif.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki rasa pedas, hangat, insektisidal,
obat cacing, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit.
Efek farmakologi terutama didapat dari daunnya.
Cara memanfaatkannya
: Daun ketepeng cina muda dan segar sebanyak tujuh lembar dididihkan
dengan dua gelas air hingga tersisa satu gelas. Angkat, saring, dan
minum.
4. Lidah Buaya
Selain
bermanfaat untuk rambut dan mengobati luka, lidah buaya juga berfungsi
sebagai pencahar. Getah daun lidah buaya merupakan perantara pembersih
yang cukup kuat. Namun, kandungan pencahar yang cukup kuat pada lidah
buaya, anthraquinone, terkadang dapat menimbulkan diare dan kram usus.
Itu sebabnya, harus digunakan dengan hati-hati. Ada baiknya melakukan konsultasi dengan ahli herbal atau naturopati. Selain itu, lidah buaya kaya dengan kandungan kimia seperti aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, dan aloesin.
Itu sebabnya, harus digunakan dengan hati-hati. Ada baiknya melakukan konsultasi dengan ahli herbal atau naturopati. Selain itu, lidah buaya kaya dengan kandungan kimia seperti aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, dan aloesin.
Cara memanfaatkannya
: Separuh batang lidah buaya dicuci hingga bersih. Kemudian buang
kulitnya. Isinya lantas dicincang, seduh dengan setengah cangkir air
panas. Tambahkan satu sendok makan madu. Selagi hangat dimakan dua kali
sehari. Catatan: Ramuan tersebut tidak diperuntukkan bagi wanita hamil,
haid, dan penderita diare.
5. Mengkudu
Buah
mengkudu disebut sebagai buah ajaib. Sebab, banyak khasiat yang bisa
didapat dari mengkudu atau buah pace ini. Buah mengkudu mengandung
alkaloid triterpenoid. Selain itu. mengkudu juga mengandung morindon
yang merupakan zat warna merah dan berkhasiat sebagai pencahar.
Cara memanfaatkannya
: Dua buah mengkudu masak dicuci dan parut. Tambahkan sedikit garam.
Aduk hingga rata. Lalu peras dengan kain. Minum dua kali sehari.
6. Temulawak
Tanaman
yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae ini mempunyai sifat agak
pahit, antisembelit, antiradang, tonikum, diuretik, dan bakteriostatik.
Efek tersebut didapat dari penggunaan rimpang, baik segar maupun
dikeringkan.
Cara memanfaatkannya : Rimpang temulawak digiling halus bersama biji sesawi. Beri sedikit air. Peras, kemudian airnya diminum. Atau,
rimpang temulawak diiris ditambah dengan asam jawa dan gula jawa.
Setelah itu tuangkan air mendidih, saring. Airnya kemudian diminum.
No comments:
Post a Comment